NKB. No.142 – 150 SAMBUTAN ATAS PELAYANAN FIRMAN Pengharapan Pemenuhan Janji Allah

NKB. No.142 – 150

SAMBUTAN ATAS PELAYANAN FIRMAN

Pengharapan Pemenuhan Janji Allah

NKB 142 – Aku Rindu Ke Rumahku

Aku rindu ke rumahku,

tempat damai yang genap;

dan di sana sukacita

dan bahagia menetap.

Di rumahku ‘kan terobat

hati risau dan cemas;

ke sanalah, ke sanalah,

aku rindu tak kepalang.

Di rumahku tinggal damai,

asing bagi dunia,

yang disanjung para malak

dengan puncak lagunya.

Ke rumahku yang abadi

dan cerlang serta megah;

ke sanalah, ke sanalah,

aku rindu tak kepalang.

Aku rindu mendapatkan

rumah Bapa yang terang,

agar aku k’lak berjumpa

dengan kawan yang menang;

yang memuji tak hentinya

akan Yesus, Penebus;

ke sanalah, ke sanalah,

‘ku tetap akan merindu.

NKB 143 – Janji Yang Manis

Janji yang manis: “Kau tak Kulupakan”,

Tak terombang ambing lagi jiwaku

Walau lembah hidupku penuh awan,

nanti ‘kan cerahlah langit di atasku

Ref. Kau tidak ‘kan Aku lupakan

Aku memimpinmu, Aku membimbingmu

Kau tidak ‘kan Aku lupakan

Aku Penolongmu; yakinlah teguh.

Yakin ‘kan janji: “Kau tak Kulupakan”,

dengan sukacita aku jalan t’rus

Dunia dan kawan tiada kuharapkan

satu yang setia: Yesus Penebus.

Dan bila pintu sorga dibukakan,

selesailah sudah susah dan lelah;

‘Kan kudengarlah suara mengatakan:

“Hamba yang setiawan, mari masuklah.”

NKB 144 – Aku Rindu Pulang Ke Rumah Kekal

Aku rindu pulang ke Rumah Kekal

tempuh jalan salib-Nya.

Tak ‘kan kulihat gerbang mulia

kalau tak ikut jalannya.

Salib-Nya memanduku, salib-Nya memanduku.

Hatiku senang bila kukenang: salib-Nya memanduku.

Yesus, Tuhanku, meninggalkan jejak

bertandakan darah-Nya.

Bila ‘ku tetap pada jalan-Nya,

‘ku ‘kan masuk tempat mulia.

Jalan dunia kini kutinggal seg'ra,

tak lagi ‘kan kutempuh.

Kar'na Tuhanku telah berseru:

“Kau Kunanti di rumah-Ku!”

NKB 145 – Hai Dengar Nyanyian Suci

Hai dengar nyanyian suci di pesisir laut kristal:

Haleluya, haleluya, puji Allah yang kekal!

Tak terbilang yang bernyanyi, bagai bintang banyaknya,

berpakaian jubah putih, palma dalam tangan-Nya.

Kaum leluhur, nabi, raja, yang menanti Almasih,

rasul, martir, dan penginjil yang bersaksi, berjerih,

para pendahulu kita yang berdoa tak lelah,

kini mengagungkan Tuhan, bersyukur kepada-Nya.

Waktu usai kesusahan dibersihkan jubah-Nya

dalam darah Anakdomba, Penebus yang mulia;

dari siksa dan penjara, penghinaan dan pedang,

atas iblis pun mereka dalam Kristus t'lah menang.

Berpegangkan panji salib laskar jaya dan megah

ikut Dikau, Jurus'lamat, Raja dan Panglimanya,

ikut Dikau menderita, riang dan tetap teguh,

ikut Dikau dalam maut, ikut dalam hidup-Mu.

Kini mulia mereka, kini jalannya cerah,

kini diberi padanya air hidup yang baka;

kasih kurnia abadi, kebenaran yang teguh,

dalam sinar Sang Tritunggal dinikmatinya penuh.

Putra Tunggal Tuhan Allah, Cahya dari T’rang kekal,

Pemersatu kawanan-Mu, Tubuh-mu, Imanuel, -

O, curahkan pada kami kepenuhan-Mu terus,

hingga kami muliakan Bapa, Putra, Roh Kudus.

NKB 146 – Hakim Dalam T'rang Abadi

Hakim dalam t'rang abadi, Raja mahamulia,

Surya kebenaran kami, bumi-Mu tahirkanlah.

B'ri sejahtrera sorgawi dan sembuhkan dunia!

Rindulah seluruh makhluk menantikan saat-Mu;

bumi jangan lagi takluk pada kodrat yang semu.

B'rilah damai dan berkat-Mu, ganti duka dan keluh.

Nyatakan kekuasaan-Mu; kegelapan halaulah

dan dengan pedang firman-Mu bawalah sejahtera.

Dikuduskanlah nama-Mu di seluruh dunia!

NKB 147 – Bagai Rusa Berteriak

Bagai rusa berteriak

cari sumber air sejuk

demikian pun jiwaku

menjerit kepada-Mu.

Akan Allah abadi,

hausku tiada terperi.

Bilakah tiba waktuku

melihat-Mu, ya Allahku?

Siang malam air mataku

adalah makananku,

kar’na orang menghujatku:

Hai di mana Allahmu?

Dan teringatlah terang:

dengan girang dan senang

aku pimpin ‘kan mereka

masuk ke rumah Allahnya.

Apakah sebab kau tunduk

dan gelisah, jiwaku?

Janganlah kau putus asa,

Tuhanlah harapanmu.

‘Kan kupujilah terus,

kuasa Allah yang kudus.

Kar’na itulah hentikan

keluhanmu dan rintiha

NKB 148 – ‘Ku Tahu Negeri Terang

‘Ku tahu negeri terang,

kudus penduduknya

Tiada malam yang kelam,

derita pun enyah

Kembang tak layu s’lamanya,

harinya pun cerah;

yang bagi kita di dunia

sang maut pemisahnya

Tetapi di tepi Yordan

manusia resah

dan takut akan tenggelam,

tak mau mengarungnya.

Haruslah ragu dan segan

dijauhkan segera:

‘kan nampaklah dengan terang

neg’ri bahagia!

NKB 149 – ‘Ku Ini Adalah Musafir

‘Ku ini adalah musafir

yang di buana berlelah.

Di negeri yang aku tuju

tiada duka dan kesah.

Di sana akan kujumpai

taulanku yang dulu pergi.

‘Kusebrangilah Sungai Yordan,

ke neg’riku yang berseri

Awan gelap menyelubungku,

jalan berduri dan terjal.

Namun kulihat di depanku

neg’riku indah dan kekal.

Di sana tiada air mata,

tiada orang bersedih.

Akan kupuji nama Yesus

yang memanduku di gelap.

Bersama handai menyanyikan

puji-pujian menggegap.

‘Kan kukenakanlah mahkota

yang oleh Tuhan diberi.

NKB 150 – Di Seb’rang Sana

Di seb’rang sana pagi ceria,

bersama Tuhan selamanya.

Berakhir sudah kerja di dunia,

di seb’rang sana, neg’ri baka.

Di seb’rang sana azab tiada,

badai dan kabut telah lenyap

Hari bahagia tidak bertara;

di seb’rang sana damai tetap.

Di seb’rang sana ‘ku dibimbing-Nya,

Kepada Bapa yang kusembah.

Hadirat Allah yang Mahamulia, –

bahagianku selamanya.

Di seb’rang sana kita berjumpa

dengan kekasih yang t’lah menang.

Kita bersatu senantiasa;

di seb’rang sana, fajar cerlang.

posted under |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Followers

    FriendFinder

    Share |

    TOP TEN

    Free Domain

    CO.CC:Free Domain

Recent Comments